Tempe adalah makanan yang
dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang
Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus,
Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang
yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi.
Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara
umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia
kapang yang merekatkan biji-biji kedelai
sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki
rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe
banyak dikonsumsi di Indonesia,
tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara,
seperti Jerman, Jepang,
dan Amerika Serikat.
Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur
(strain) unggul Rhizopus
untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki
kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat
mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur
ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi
undang-undang (memerlukan lisensi dari
pemegang hak paten).
Posted on May 21, 2011 by Zik
Tempe merupakan makanan tradisonal, yang popular di johor. Namun begitu, tak tahulah dinegeri lain? Mungkin ada yang kenal, mungkin juga ada yang tak pernah nampak apa benda tuh?? Tapi sekarang ini, tempe mustahil orang tak tahu apa benda agaknya.
Tempe merupakan makanan tradisonal, yang popular di johor. Namun begitu, tak tahulah dinegeri lain? Mungkin ada yang kenal, mungkin juga ada yang tak pernah nampak apa benda tuh?? Tapi sekarang ini, tempe mustahil orang tak tahu apa benda agaknya.
Tembusi pasaran international.
Ya, banyak tempe sudah dipasarkan ke
luar negara, ia tersenarai dalam 29 produk dalam bantuan oleh bank SME.
Selain itu juga, permintaan yang tinggi dan bukan sahaja enak dimakan,
tetapi kerana kandungan protein yang bagus untuk kesihatan. Yang menjadikan ia
beza cuma dari segi pembungkusan yang kreatif dan kedap udara berbanding di
malaysia, kalau di kampung-kampung pembungkusan daun pisang menjadi pilihan.
Cara-cara untuk membuat tempe:
Ikuti langkah dibawah ini,
Biji kedelai (biji soya) yang telah
dipilih/dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air sumur yang bersih
selama 1 jam.
Apabila sudah pasti ia bersih,
kedelai ini direbus dalam air selama 2 jam.
Kedelai kemudian direndam 12 jam di dalam
air panas/hangat bekas air perebusan supaya kedelai mengembang.
Selepas itu pula, kedelai direndam
dalam air sejuk selama 12 jam.
Setelah 24 jam direndam seperti pada
step 3 dan 4 di atas, kedelai dicuci dan dikupas kulitnya.
Setelah dikupas, kedelai direbus
untuk membunuh bakteria yang kemungkinan akan membiak selama dalam proses
perendaman.
Kedelai diambil dari dandang,
diletakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, kedelai
dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes
habis.
Sesudah itu, kedelai dicampur dengan
laru (yis 2%) guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur
kedelai dengan yis memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian
(fermentasi) proses menyalai/penapaian adalah tahap penentu keberkesanan
dalam membuat tempe kedelai.
Bila campuran bahan fermentasi
kedelai sudah sebati, campuran tersebut dicetak pada loyang atau cetakan kayu
dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembungkus.
Sebelum itu, plastik dilubangi/ditusuk-tusuk. Tujuannya ialah untuk memberi
udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus
memakan waktu 3 jam. Daun yang biasanya buat pembungkus adalah daun pisang atau
daun jati. Ada yang berpendapat rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi
“kureng” dan tempe lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus
daun).
Campuran kedelai yang telah dicetak
dan diratakan permukaannya dihamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama
24 jam.
Setelah 24 jam, tutup dibuka dan
campuran kedelai didinginkan/diangin-anginkan selama 24 jam lagi. Setelah itu,
campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.
Untuk lebih tahan lama, tempe yang
akan dihantar menjadi produk eksport dapat dibekukan dan dikirim ke luar
negeri di dalam peti sejuk.
Manfaat Tempe
Semua orang pasti
kenal dengan yang namanya Tempe. Makanan hasil fermentasi antara kedelai dengan
jamur Rhizopus Oligosporus ini banyak disuka. Rasanya yang lezat, harganya
murah dan mudah didapat. Apalagi sepotong tempe mengandung berbagai unsur
bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim,
daidzein, genisten, serta komponen antibakteri bermanfaat untuk kesehatan. Tempe makanan yang sering dijumpai di rumah maupun di
warung-warung, sebagai pelengkap hidangan ternyata memiliki kandungan dan nilai
cerna yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai. Oleh karena itu, tempe
sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga
lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Selain itu, pada tempe juga terjadi peningkatan nilai gizi seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan asam pantorenat. Bahkan hasil analisis, gizi tempe menunjukkan kandungan niasin sebesar 1.13 mg/100 gram berat tempe yang dapat dimakan. Kandungan ini meningkat kurang lebih 2 kali lipat setelah kedelai difermentasi menjadi tempe. Karena kadar niasin pada kedelai hanya berkisar 0,58 mg, tempe dapat dikonsumsi dalam tiga bentuk utama.
Pertama, tempe umumnya dikonsumsi dalam bentuk keripik, bacem, atau dimasak bersama campuran sayur.
Kedua berbentuk tepung. Ini dapat dimanfaatkan sebagai kandungan pangan yang berguna untuk meningkatkan kadar gizi dan serat, sebagai pengawet alami dan untuk menanggulangi diare pada anak-anak.
Ketiga, tempe juga dapat diolah sebagai konsentrat protein, isolat protein, peptida, serta komponen bioaktif lainnya.
Anemia & Osteoporosis
Tempe juga dipercaya dapat mencegah anemia dan osteoporosis, dua penyakit yang bayak diderita wanita, sebab kodrat wanita yang harus mengalami haid, hamil serta menyusui bayi. Penyakit anemia ini dapat menyerang wanita yang malas makan, karena takut gemuk, sehingga persediaan dan produksi sel-sel darah merah dalam tubuh menurun.
Nah, tempe dapat berperan sebagai pemasok mineral, vitamin B12 (yang terdapat pada pangan hewani), dan zat besi yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Selain itu, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa protein, asam lemak PUFA, serat, niasin, dan kalsium di dalam tempe dapat mengurangi jumlah kolesterol jahat.
Cegah Penuaan & Kanker Payudara
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isofalvon. Seperti halnya vitamin C, E dan karotenoid, isoflavon merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikan bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4 trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus leteus dan Coreyne bacterium. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan (aging).
Karenanya, cara terbaik untuk mengoptimalkan khasiat tempe bagi tubuh kita adalah dengan mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah yang cukup berarti. Agar tak mengalami kebosanan, variasi penggunaan tempe dalam berbagai resep masakan perlu dilakukan.
Supaya khasiat zat-zat bermanfaat itu tak banyak terbuang dalam proses pemasakan, tempe sebaiknya dimasak dengan menu seperti sup, semur, atau bacem. Cara-cara itu lebih sedikit mengurangi khasiat tempe, ketimbang digoreng. Ternyata besar manfat tempe untuk tubuh kita. Jadi, jangan ragu untuk mengkonsumsi tempe ya!
10 Khasiat Tempe:
a. Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare.
b. Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah.
c. Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi penderita jantung.
d. Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.
e. Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
f. Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.
g. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
h. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
i. Mencegah timbulnya hipertensi.
j. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.
Selain itu, pada tempe juga terjadi peningkatan nilai gizi seperti kadar vitamin B2, vitamin B12, niasin, dan asam pantorenat. Bahkan hasil analisis, gizi tempe menunjukkan kandungan niasin sebesar 1.13 mg/100 gram berat tempe yang dapat dimakan. Kandungan ini meningkat kurang lebih 2 kali lipat setelah kedelai difermentasi menjadi tempe. Karena kadar niasin pada kedelai hanya berkisar 0,58 mg, tempe dapat dikonsumsi dalam tiga bentuk utama.
Pertama, tempe umumnya dikonsumsi dalam bentuk keripik, bacem, atau dimasak bersama campuran sayur.
Kedua berbentuk tepung. Ini dapat dimanfaatkan sebagai kandungan pangan yang berguna untuk meningkatkan kadar gizi dan serat, sebagai pengawet alami dan untuk menanggulangi diare pada anak-anak.
Ketiga, tempe juga dapat diolah sebagai konsentrat protein, isolat protein, peptida, serta komponen bioaktif lainnya.
Anemia & Osteoporosis
Tempe juga dipercaya dapat mencegah anemia dan osteoporosis, dua penyakit yang bayak diderita wanita, sebab kodrat wanita yang harus mengalami haid, hamil serta menyusui bayi. Penyakit anemia ini dapat menyerang wanita yang malas makan, karena takut gemuk, sehingga persediaan dan produksi sel-sel darah merah dalam tubuh menurun.
Nah, tempe dapat berperan sebagai pemasok mineral, vitamin B12 (yang terdapat pada pangan hewani), dan zat besi yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah. Selain itu, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa protein, asam lemak PUFA, serat, niasin, dan kalsium di dalam tempe dapat mengurangi jumlah kolesterol jahat.
Cegah Penuaan & Kanker Payudara
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isofalvon. Seperti halnya vitamin C, E dan karotenoid, isoflavon merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikan bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4 trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus leteus dan Coreyne bacterium. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat, payudara dan penuaan (aging).
Karenanya, cara terbaik untuk mengoptimalkan khasiat tempe bagi tubuh kita adalah dengan mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah yang cukup berarti. Agar tak mengalami kebosanan, variasi penggunaan tempe dalam berbagai resep masakan perlu dilakukan.
Supaya khasiat zat-zat bermanfaat itu tak banyak terbuang dalam proses pemasakan, tempe sebaiknya dimasak dengan menu seperti sup, semur, atau bacem. Cara-cara itu lebih sedikit mengurangi khasiat tempe, ketimbang digoreng. Ternyata besar manfat tempe untuk tubuh kita. Jadi, jangan ragu untuk mengkonsumsi tempe ya!
10 Khasiat Tempe:
a. Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik untuk mengatasi diare.
b. Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan tekanan darah.
c. Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik bagi penderita jantung.
d. Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.
e. Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
f. Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.
g. Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
h. Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
i. Mencegah timbulnya hipertensi.
j. Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.
Sejarah
dan perkembangan
Asal-usul
Tempe
berwarna keputih-putihan akibat hifa kapang yang melekatkan biji-biji kedelai.
Tidak
seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina
atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia.[6] Tidak jelas kapan pembuatan tempe
dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak
berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa,
khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis
pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan
penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan
santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang
tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat
pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.[5]
Kata
"tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno
terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi.
Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi
tersebut.[7]
Selain
itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875
dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda.[8] Sumber lain mengatakan bahwa
pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa.[9] Pada saat itu, masyarakat Jawa
terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi
dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu,
ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh
orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis,
yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang Aspergillus.[10] Selanjutnya, teknik pembuatan
tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan
dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke
seluruh penjuru Tanah Air.[5]
Tempe di Indonesia
Indonesia merupakan negara produsen tempe
terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.
Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu,
dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco,
kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe
rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.[11]
Pada
zaman
pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi
makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar.[11] Sejumlah penelitian yang
diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan bahwa
banyak tahanan Perang Dunia II
berhasil selamat karena tempe.[12] Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah
menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan
relatif rendah.[9]
Namun,
nama 'tempe' pernah digunakan di daerah perkotaan Jawa, terutama Jawa tengah,
untuk mengacu pada sesuatu yang bermutu rendah. Istilah seperti 'mental tempe'
atau 'kelas tempe' digunakan untuk merendahkan dengan arti bahwa hal yang
dibicarakan bermutu rendah karena murah seperti tempe.[13] Soekarno, Presiden Indonesia
pertama, sering memperingatkan rakyat Indonesia dengan mengatakan, "Jangan
menjadi bangsa tempe."[12] Baru pada pertengahan 1960-an
pandangan mengenai tempe ini mulai berubah.
Pada
akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe
di Indonesia.[14] Plastik (polietilena) mulai menggantikan daun pisang
untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung (diproduksi mulai 1976
oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi
Produsen Tempe Tahu Indonesia, Kopti[5]) mulai menggantikan laru
tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe
meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian
berkat peran serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979
di Jakarta dan pada tahun 1983 telah
beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.
Standar teknis untuk tempe telah ditetapkan
dalam Standar
Nasional Indonesia dan yang berlaku sejak 9 Oktober 2009 ialah SNI
3144:2009. Dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai
"produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan
kapang Rhizopus sp., berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit
keabu-abuan dan berbau khas tempe".[15]
Tempe di Luar Indonesia
Tempe
dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang
Belanda.[10] Pada tahun 1895, Prinsen
Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha
yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe.[8] Perusahaan-perusahaan tempe yang
pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.
Melalui
Belanda, tempe telah populer di Eropa
sejak tahun 1946. Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali dibuat
di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia
yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe.[12] Di Jepang, tempe diteliti sejak tahun 1926
tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar tahun 1983.[16] Pada tahun 1984
sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa,
53 di Amerika, dan
8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat
Cina, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas.[17]
Khasiat
dan Kandungan Gizi
Tempe
dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, misalnya tumis tempe dan buncis ini.
Tempe
berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat
proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung
koroner, diabetes melitus,
kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe
juga mengandung zat antibakteri penyebab diare,
penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.[11]
Komposisi
gizi tempe baik kadar protein, lemak,
dan karbohidratnya tidak banyak berubah
dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena
adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih
mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang
terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan
kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia),
sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan
dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara
kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen
terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi
protein, serta skor proteinnya.
Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah
dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan
pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat
dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe
akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab
timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
Mutu
gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu
serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi,
jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe.
Sepotong
tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 g nasi. Bahan
makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan
7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita.
Asam Lemak
Selama
proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat
ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.
Dalam
proses itu asam palmitat
dan asam
linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi
pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat
pada kedelai). Asam lemak tidak
jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,
sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
Vitamin
Dua
kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut
air (vitamin
B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang
sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin
B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin
B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan
nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin
B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari
bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan
tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari
kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5
kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat.
Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan
seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Kadar
vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram
tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang
per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan
kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
Mineral
Tempe
mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi,
tembaga, dan zink
berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.
Kapang
tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang
mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol.
Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi,
kalsium, magnesium, dan zink)
menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
Antioksidan
Di
dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.
Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan
antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Dalam
kedelai terdapat tiga jenis isoflavon,
yaitu daidzein,
glisitein,
dan genistein.
Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat
antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh
bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat dihambat bila
dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup.
Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah
cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.
Penelitian
yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein
dan fitoestrogen
yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
Tempe
bukan kedelai
Selain
tempe berbahan dasar kacang kedelai, terdapat pula berbagai jenis makanan
berbahan bukan kedelai yang juga disebut tempe. Terdapat dua golongan besar
tempe menurut bahan dasarnya, yaitu tempe berbahan dasar legum dan tempe berbahan dasar non-legum.[18]
Tempe
bukan kedelai yang berbahan dasar legum mencakup tempe koro benguk (dari biji kara
benguk, Mucuna pruriens L.D.C. var. utilis, berasal
dari sekitar Waduk
Kedungombo), tempe gude (dari kacang gude, Cajanus cajan), tempe
gembus (dari ampas
kacang gude pada pembuatan pati, populer di Lombok dan Bali bagian timur), tempe
kacang hijau (dari kacang hijau,
terkenal di daerah Yogyakarta), tempe
kacang kecipir (dari kecipir, Psophocarpus
tetragonolobus), tempe kara pedang (dari biji kara
pedang Canavalia ensiformis), tempe lupin (dari lupin,
Lupinus angustifolius), tempe kacang merah (dari kacang merah, Phaseolus vulgaris),
tempe kacang tunggak (dari kacang tunggak,
Vigna unguiculata), tempe kara wedus (dari biji kara
wedus Lablab purpures), tempe kara (dari kara
kratok, Phaseolus lunatus, banyak ditemukan di Amerika
Utara), dan tempe menjes (dari kacang tanah dan kelapa, terkenal di sekitar Malang).
Tempe
berbahan dasar non-legum mencakup tempe mungur (dari biji mungur,
Enterolobium samon), tempe bongkrek (dari bungkil
kapuk atau ampas
kelapa, terkenal di daerah Banyumas), tempe garbanzo (dari ampas
kacang atau ampas kelapa, banyak ditemukan di Jawa Tengah), tempe biji karet (dari biji karet,
ditemukan di daerah Sragen, jarang digunakan untuk makanan),
dan tempe jamur merang (dari jamur merang).
0 komentar:
Posting Komentar